Welcome to our online store

Jumat, 30 September 2016

IDENTIFIKASI PENYAKIT IKAN AIR TAWAR


NO
GEJALA
PENYEBAB
PENGENDALIAN
1.
Susah bernafas
ü  Kurang O2
ü  Streptococcus iniae
ü  Pseudomonas spp
ü  Cyprinid herpesvirus-3
ü  Parvovirus
ü  Branchiomyces saguinis
ü  Diplectanum
§  Desifektan sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan.
§  Pencegahan secara dini (benih) melalui vaksinasi anti streptococcus spp.
§  Pemberian unsur imunostimulan (missalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan.
§  Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/ meningkatkan frekuensi penggantian air baru.
§  Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu
§  Pengobatan herbal dapat dilakukan dengan menggunakan daun babandotan dengan cara yang sama pada pengendalian penyakit yang di sebabkan oleh Aeromonas hydrophilla.
2.
Nafsu makan menurun
ü  Ichthyopthirius multifilis
ü  Gyrodactylus spp.
ü  Aeromonashydrophila
ü  Streptococcusagalactiae
ü  Vibrio alginolyticus
ü  Edwardsiella ictulari
ü  Cyprinid herpesvirus-3
ü  Aphanomyces invadans
ü  Trichodina spp
ü  Diplectanum
ü  Nerocillaorbiguyi
§  Vaksinasi atau pemberian imunostimullan.
§  Desinfeksi sebelum/selama proses produksi.
§  Manajemen kesehatan ikan
§  Karantina (biosecurity).
§  Mengurangi padat tebar dan hindari stress.
§  Budidaya ikan system polikultur.
§  Pengobatan herbal dengan bawang putih.
3.
Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya
ü  Ichthyopthirius multifilis
ü  Argulus sp.
ü  Gyrodactylus spp
ü  Trichodina spp
ü  Oodinium sp
§  Mempertahankan suhu hingga 29oC.
§  larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosisi 150 mg/liter selama 30 menit, dipindahkan ke air yang bebas parasite dan diulang setiap 2 hari.
§  larutan kupri sulfat (CuSO4) pada dosisi 0,5 mg/liter selama 5-7 hari dengan aerasi yang kuat, dan air harus di ganti setiap hari.
4.
Terdapat bintik putih
ü  Cyprinid herpesvirus-3
ü  Whitespot baculovirus complex
ü  Parvovirus
ü  Ichthyopthirius multifilis
§  Mempertahankan suhu berkisar 29oC selama 2 minggu atau lebih
§  Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan Vitamin C pada pakan) secara rutin
§  Meningkatkan frekuensi pergantian air
§  Pemindahan ikan yang terinfeksi dengan ikan yang sehat
§  Dapat menggunakan pengobatan dengan perendaman desinfektan, antara lain :
1.      Perendaman dalam larutan garam dapur pada kosentrasi 500-10.000 mg/liter (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam, dilakukan pengulangan 2 hari.
2.      Perendaman dalam larutan kalium permanganate (PK) pada dosis 4 mg/liter selama 12 jam , dilakukan pengulangan setiap 2 hari
Ø  Pengobatan dengan herbal :
1.      Akar kuning (Arcangelisia Flava Merr) dengan cara cacah daun dan buahnya kemudian rendam ikan kedalam air tersebut.
2.      Pepaya dengan cara 2g daun papaya dicacah dalam 100ml air untuk merendam ikan yang sakit selama 1 jam.
3.      Bawang Putih dengan cara menghaluskan 25mg bawang putih kemudian dicampur dengan 1 liter air untuk perendaman ikan sakit.
4.      Sirih dengan cara mencampurkan 2g ekstrak daun sirih kedalam 60ml air. Dilakukan perendaman selama 12 jam.
5.
Insang pucat dan membengkak
ü  Dactylogyrus spp.
ü  Edwardsiella ictulari
ü  Cyprinid herpesvirus-3
ü  Diplectanum
§  Mempertahankan kualitas air 29oC.
§  Mengurangi kadar bahan organic yang terlarut.
§  Penambahan bahan pengobatan herbal. Mengkudu, petai cina, teh.
6.
Sisik lepas
ü  Aeromonashydrophila
§   Pencegahan secara dini (benih) melalui vaksinasi anti-Aeromonas hydrophilla
§   Desinfeksi sarana budidaya sebelum sampai sesudah kegiatan budidaya
§   Menghindari terjadinya stress dan pemberian vitamin C pada pakan selama proses budidaya
§   Mengurangi kadar bahan organic terlarut dan meningkatkan frekuensi penggantian air.
§   Pengobatan secara alami dapat menggunakan daun dari jambu biji, bawang putih, daun jinten hitam, daun kelor, daun ketapang, kunyit,kunir, daun papaya, daun selada, sirih.
7.
Perut kembung/bengkak
ü  Aeromonashydrophila
ü  Streptococcus sp.
ü  Pseudomonas spp
ü  Edwardsiellatarda
§  Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan.
§  Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitamin C pada pakan)
8.
Pertumbuhan lambat
ü  Parvovirus
§  Menjaga kualitas lingkungan budidaya
§  Sanitasi pada semua peralatan dan pekerja
§  Desinfeksi suplai air
§  Pemberian immunostimulan
§   
9.
Ikan lemah bergerak melambat
ü  Pseudomonas spp.
§   Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan.
§   Pemberian unsur immunostimulan (misalnya vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan.
§   Menghindari terjadinya stress (fisik, kimia, biologi)
§   Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organic terlarut dan/ meningkatkan frekuensi penggantian air baru
§   Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan, lingkungan dan patogen)
§   Kurangi pemberian pakan dan jumlah ikan dalam kolam
10.
Terdapat bercak-bercak merah
ü  Pseudomonas spp
ü  Aphanomyces invadans
§  Menetralkan kadar keasaman dan/ alkalinitas air melalui pengapuran
§  Mengisolasi ikan sakit dan/ membuang ikan yang telah mati
§  Persiapan wadah/kolam secara higienis dan steril terhadap keberadaan spora cendawan tersebut melalui pengeringan, pengapuran, desinfeksi.
11.
Luka bernanah
ü  Edwardsiellatarda
§  Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§  Pemberian unsur immunostimulan secara rutin selama pemeliharaan
§  Menghindari terjadinya stress
§  Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan
§  Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan, lingkungan dan pathogen)
§  Pengobatan dengan herbal menggunakan meniran dengan cara seperti pengobatan penyakit yang di sebabkan oleh Aeromonashydrophila
12.
Pergerakan tidak terarah
ü  Streptococcus sp.
§  Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan.
§  Pencegahan secara dini atau benih melalui vaksin anti Streptococcus.
§  Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru.
§  Pengobatan herbal dapat dilakukan dengan menggunakan daun babandotan.
13.
Warna tubuh gelap
ü  Aeromonashydrophila
ü  Streptococcus sp.
ü  Pseudomonas spp
ü  Vibrio alginolyticus
ü  Aphanomyces invadans
§  Pencegahan secara dini (benih) melalui vaksinasi anti- Aeromonashydrophila.
§  Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§  Pemberian unsur imunostimulan (missalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
§  Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/ meningkatkan frekuensi penggantian air baru
§  Menghindari terjadinya stress (fisik, kimia, biologi)
§  Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu
§  Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu
§  Pengobatan dengan herbal dapat menggunakan : daunbabandotan (Ageratum conyzoides L) dengan cara menyebarkan daun
14.
Hilang keseimbangan
ü  Argulus sp.
ü  Parvovirus
ü  Nerocillaorbiguyi
§   Menjaga kualitas lingkungan budidaya
§   Sanitasi pada semua peralatan dan pekerja
§   Desinfeksi suplai air
§   Pemberian immunostimulan
15.
Mata membengkak
ü  Streptococcus sp.
ü  Mycobacteriumfortuitum
ü  Vibrio alginolyticus
ü  Edwardsiella ictulari
§   Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§   Pencegahan secara dini atau benih melalui vaksin anti Streptococcus
§   Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru
§   Pengobatan herbal dapat dilakukan dengan menggunakan daun babandotan
16.
Pendarahan pada mulut
ü  Aeromonashydrophila
ü  Flexibacterium columnaris
ü  Vibrio alginolyticus
§   Desinfeksi sarana sebelum dan sesudah budidaya
§   Menghindarkan dari stress dan pemberian vitamin C pada pakan,
§   Perendaman dengan garam dapur 0,5% atau kalium permangat (PK)5 mg/liter selama 1 hari
§   Memperbaiki kualitas air dan mengurangi kadar bahan organic terlarut
17.
Warna tubuh pucat
ü  Trichodina spp
ü  Haliotrema spp
ü  Mycobacterium fortuitum
ü  Edwardsiella tarda
ü  Diplectanum
ü  Oodinium sp
§  Penggunaan vaksin anti Mycobacterium fortuitum
§  Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§  Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitamin C pada pakan) ecara rutin selama pemeliharaan
§  Ikan yang terinfeksi segera diambil dan dimusnakan
§  Hindari penggunaan air dari kolam yang sedang terinfeksi bakteri tersebut
§  Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organic terlarut dan/ meningkatkan frekuensi penggantian air baru
§  Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu
§  Pengobatan herbal dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman : kipahit dengan cara : mencacah hingga halus 1 g daun kipahit dan dicampur dengan 1.000 L air untuk perendaman ikan yang sakit selama 3 jam, kirinyuh dengan cara : seperti pada pengobatan penyakit yang disebabkan Aeromonas hydrophilla
18.
Pendarahan pada sirip
ü  Lerneaecyprinaceae
§   Pengendapan dan penyaringan air masuk
§   Pemusnahan ikan yang terinfeksi
§   Pemberian temephos (abate)
19.
Iritasi kulit
ü  Argulus sp
§   Pengeringan dan pengapuran kolam.
§   Perendaman dalam larutan Amonium Klorida (NH4CI) dengan dosis `1,0-1,5 % selama 15 menit
§   Perendaman dengan garam dapur 500-1000 mg/liter selama 24 jam atau lebih.
§   Potassium permangate (PK) 2-5 mg /L selama 24 jam atau lebih.
§   Pemberian Temephos (Abate) pada dosis 1mg/liter (akuarium) dan 1,5 mg/liter (kolam)
20.
Nekrosis pada jaringan insang dan kulit
ü  Nerocillaorbiguyi
ü  Alitropustypu
§   Merontokkan parasit dalam wadah terbatas dengan bahan aktif Temephos (abate) pada dosis 1 mg/liter (akuarium)
§   Setelah parasite rontok, ikan dipindahakan ke wadah lain untuk diobati dengan desinfektan untuk mencegah infeksi sekunder
§   Menggunakan spot light pada malam hari untuk mengumpulkan parasite tersebut pada satu lokasi, kemudian diangkat menggunakan jaring
21.
Pendarahan pada tutup insang
ü  Streptococcus sp
§   Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§   Pencegahan secara dini (benih) melalui vaksinasi anti-streptococcus spp.
§   Pemberian unsus immunostimulan
§   Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organic terlarut
22.
Sirip dan ekor rontok
ü  Pseudomonas spp
ü  Trichodina spp
§   Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air ≥ 29C
§   Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian air
23.
Berenang dipermukaan air
ü  Vibrio alginolyticus
ü  Edwardsiella ictulari
ü  Whitespot baculovirus complex
ü  Parvovirus
ü  Aphanomyces invadans
ü  Branchiomyces saguinis
§   Menetralkan kadar keasaman dan alkanitas melalui pengapuran.
§   Mengisolasi ikan yang sakit atau membuang ikan yang telah mati
§   Perendaman dengan menggunakan beberapa desinfektan : 1. Kalium Permanganate (PK) dengan dosis 1gram/100liter air selama 90mnt ,
§   Garam dapur pada kosentrasi 1-10 gr/liter selama 10-60mnt.
§   Melakukan persiapan kolam atau wadah dengan pengeringan, pengapuran, dan desinfeksi.
Add to Cart View detail

HUBUNGI KAMI

Jika anda butuh penjelasan
silahkan hubungi saya

Most View Product

Contact Online

a onclick="this.href='https://ikankediri.blogspot.co.id//'" rel="nofollow" href="https://ikankediri.blogspot.co.id//" target="_blank">IP
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. BUDIDAYA IKAN LELE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger