NO
|
GEJALA
|
PENYEBAB
|
PENGENDALIAN
|
1.
|
Susah bernafas
|
ü Kurang O2
ü Streptococcus iniae
ü Pseudomonas spp
ü Cyprinid herpesvirus-3
ü Parvovirus
ü Branchiomyces saguinis
ü Diplectanum
|
§ Desifektan sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan.
§ Pencegahan secara dini (benih)
melalui vaksinasi anti streptococcus spp.
§ Pemberian unsur imunostimulan
(missalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan.
§ Memperbaiki kualitas air secara
keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/
meningkatkan frekuensi penggantian air baru.
§ Pengelolaan kesehatan ikan
secara terpadu
§ Pengobatan herbal dapat
dilakukan dengan menggunakan daun babandotan dengan cara yang sama pada
pengendalian penyakit yang di sebabkan oleh Aeromonas hydrophilla.
|
2.
|
Nafsu makan menurun
|
ü Ichthyopthirius multifilis
ü Gyrodactylus spp.
ü Aeromonashydrophila
ü Streptococcusagalactiae
ü Vibrio alginolyticus
ü Edwardsiella ictulari
ü Cyprinid herpesvirus-3
ü Aphanomyces invadans
ü Trichodina spp
ü Diplectanum
ü Nerocillaorbiguyi
|
§ Vaksinasi atau pemberian
imunostimullan.
§ Desinfeksi sebelum/selama
proses produksi.
§ Manajemen kesehatan ikan
§ Karantina (biosecurity).
§ Mengurangi padat tebar dan
hindari stress.
§ Budidaya ikan system polikultur.
§ Pengobatan herbal dengan bawang
putih.
|
3.
|
Menggosok-gosokkan
badan pada benda di sekitarnya
|
ü Ichthyopthirius multifilis
ü Argulus sp.
ü Gyrodactylus spp
ü Trichodina spp
ü Oodinium sp
|
§ Mempertahankan suhu hingga 29oC.
§ larutan hydrogen peroxide (H2O2)
pada dosisi 150 mg/liter selama 30 menit, dipindahkan ke air yang bebas
parasite dan diulang setiap 2 hari.
§ larutan kupri sulfat (CuSO4)
pada dosisi 0,5 mg/liter selama 5-7 hari dengan aerasi yang kuat, dan air
harus di ganti setiap hari.
|
4.
|
Terdapat bintik
putih
|
ü Cyprinid herpesvirus-3
ü Whitespot baculovirus
complex
ü Parvovirus
ü Ichthyopthirius multifilis
|
§ Mempertahankan suhu berkisar 29oC
selama 2 minggu atau lebih
§ Pemberian unsur immunostimulan
(misalnya penambahan Vitamin C pada pakan) secara rutin
§ Meningkatkan frekuensi
pergantian air
§ Pemindahan ikan yang terinfeksi
dengan ikan yang sehat
§ Dapat menggunakan pengobatan
dengan perendaman desinfektan, antara lain :
1. Perendaman dalam larutan garam
dapur pada kosentrasi 500-10.000 mg/liter (tergantung jenis dan umur ikan)
selama 24 jam, dilakukan pengulangan 2 hari.
2. Perendaman dalam larutan kalium
permanganate (PK) pada dosis 4 mg/liter selama 12 jam , dilakukan pengulangan
setiap 2 hari
Ø Pengobatan dengan herbal :
1. Akar kuning (Arcangelisia Flava
Merr) dengan cara cacah daun dan buahnya kemudian rendam ikan kedalam air
tersebut.
2. Pepaya dengan cara 2g daun
papaya dicacah dalam 100ml air untuk merendam ikan yang sakit selama 1 jam.
3. Bawang Putih dengan cara
menghaluskan 25mg bawang putih kemudian dicampur dengan 1 liter air untuk
perendaman ikan sakit.
4.
Sirih
dengan cara mencampurkan 2g ekstrak daun sirih kedalam 60ml air. Dilakukan
perendaman selama 12 jam.
|
5.
|
Insang pucat dan
membengkak
|
ü Dactylogyrus spp.
ü Edwardsiella ictulari
ü Cyprinid herpesvirus-3
ü Diplectanum
|
§ Mempertahankan kualitas air 29oC.
§ Mengurangi kadar bahan organic
yang terlarut.
§ Penambahan bahan pengobatan
herbal. Mengkudu, petai cina, teh.
|
6.
|
Sisik lepas
|
ü Aeromonashydrophila
|
§ Pencegahan secara dini (benih)
melalui vaksinasi anti-Aeromonas hydrophilla
§ Desinfeksi sarana budidaya
sebelum sampai sesudah kegiatan budidaya
§ Menghindari terjadinya stress
dan pemberian vitamin C pada pakan selama proses budidaya
§ Mengurangi kadar bahan organic
terlarut dan meningkatkan frekuensi penggantian air.
§ Pengobatan secara alami dapat
menggunakan daun dari jambu biji, bawang putih, daun jinten hitam, daun kelor,
daun ketapang, kunyit,kunir, daun papaya, daun selada, sirih.
|
7.
|
Perut
kembung/bengkak
|
ü Aeromonashydrophila
ü Streptococcus sp.
ü Pseudomonas spp
ü Edwardsiellatarda
|
§ Desinfeksi sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan.
§ Pemberian unsur immunostimulan
(misalnya penambahan vitamin C pada pakan)
|
8.
|
Pertumbuhan lambat
|
ü Parvovirus
|
§ Menjaga kualitas lingkungan
budidaya
§ Sanitasi pada semua peralatan
dan pekerja
§ Desinfeksi suplai air
§ Pemberian immunostimulan
§
|
9.
|
Ikan lemah bergerak
melambat
|
ü Pseudomonas spp.
|
§ Desinfeksi sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan.
§ Pemberian unsur immunostimulan
(misalnya vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan.
§ Menghindari terjadinya stress
(fisik, kimia, biologi)
§ Memperbaiki kualitas air secara
keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organic terlarut dan/
meningkatkan frekuensi penggantian air baru
§ Pengelolaan kesehatan ikan
secara terpadu (ikan, lingkungan dan patogen)
§ Kurangi pemberian pakan dan
jumlah ikan dalam kolam
|
10.
|
Terdapat
bercak-bercak merah
|
ü Pseudomonas spp
ü Aphanomyces invadans
|
§ Menetralkan kadar keasaman dan/
alkalinitas air melalui pengapuran
§ Mengisolasi ikan sakit dan/
membuang ikan yang telah mati
§ Persiapan wadah/kolam secara
higienis dan steril terhadap keberadaan spora cendawan tersebut melalui
pengeringan, pengapuran, desinfeksi.
|
11.
|
Luka bernanah
|
ü Edwardsiellatarda
|
§ Desinfeksi sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§ Pemberian unsur immunostimulan
secara rutin selama pemeliharaan
§ Menghindari terjadinya stress
§ Memperbaiki kualitas air secara
keseluruhan
§ Pengelolaan kesehatan ikan
secara terpadu (ikan, lingkungan dan pathogen)
§ Pengobatan dengan herbal
menggunakan meniran dengan cara seperti pengobatan penyakit yang di sebabkan
oleh Aeromonashydrophila
|
12.
|
Pergerakan tidak
terarah
|
ü Streptococcus sp.
|
§ Desinfeksi sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan.
§ Pencegahan secara dini atau
benih melalui vaksin anti Streptococcus.
§ Memperbaiki kualitas air secara
keseluruhan atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru.
§ Pengobatan herbal dapat
dilakukan dengan menggunakan daun babandotan.
|
13.
|
Warna tubuh gelap
|
ü Aeromonashydrophila
ü Streptococcus sp.
ü Pseudomonas spp
ü Vibrio alginolyticus
ü Aphanomyces invadans
|
§ Pencegahan secara dini (benih)
melalui vaksinasi anti- Aeromonashydrophila.
§ Desinfeksi sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§ Pemberian unsur imunostimulan
(missalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
§ Memperbaiki kualitas air secara
keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/
meningkatkan frekuensi penggantian air baru
§ Menghindari terjadinya stress
(fisik, kimia, biologi)
§ Pengelolaan kesehatan ikan
secara terpadu
§ Pengelolaan kesehatan ikan
secara terpadu
§ Pengobatan dengan herbal dapat
menggunakan : daunbabandotan (Ageratum conyzoides L) dengan cara
menyebarkan daun
|
14.
|
Hilang keseimbangan
|
ü Argulus sp.
ü Parvovirus
ü Nerocillaorbiguyi
|
§ Menjaga kualitas lingkungan
budidaya
§ Sanitasi pada semua peralatan
dan pekerja
§ Desinfeksi suplai air
§ Pemberian immunostimulan
|
15.
|
Mata membengkak
|
ü Streptococcus sp.
ü Mycobacteriumfortuitum
ü Vibrio alginolyticus
ü Edwardsiella ictulari
|
§ Desinfeksi sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§ Pencegahan secara dini atau
benih melalui vaksin anti Streptococcus
§ Memperbaiki kualitas air secara
keseluruhan atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru
§ Pengobatan herbal dapat
dilakukan dengan menggunakan daun babandotan
|
16.
|
Pendarahan pada
mulut
|
ü Aeromonashydrophila
ü Flexibacterium columnaris
ü Vibrio alginolyticus
|
§ Desinfeksi sarana sebelum dan
sesudah budidaya
§ Menghindarkan dari stress dan
pemberian vitamin C pada pakan,
§ Perendaman dengan garam dapur
0,5% atau kalium permangat (PK)5 mg/liter selama 1 hari
§ Memperbaiki kualitas air dan
mengurangi kadar bahan organic terlarut
|
17.
|
Warna tubuh pucat
|
ü Trichodina spp
ü Haliotrema spp
ü Mycobacterium fortuitum
ü Edwardsiella tarda
ü Diplectanum
ü Oodinium sp
|
§ Penggunaan vaksin anti Mycobacterium
fortuitum
§ Desinfeksi sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§ Pemberian unsur immunostimulan
(misalnya penambahan vitamin C pada pakan) ecara rutin selama pemeliharaan
§ Ikan yang terinfeksi segera
diambil dan dimusnakan
§ Hindari penggunaan air dari
kolam yang sedang terinfeksi bakteri tersebut
§ Memperbaiki kualitas air secara
keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organic terlarut dan/
meningkatkan frekuensi penggantian air baru
§ Pengelolaan kesehatan ikan
secara terpadu
§ Pengobatan herbal dapat
dilakukan dengan menggunakan tanaman : kipahit dengan cara : mencacah hingga
halus 1 g daun kipahit dan dicampur dengan 1.000 L air untuk perendaman ikan
yang sakit selama 3 jam, kirinyuh dengan cara : seperti pada pengobatan
penyakit yang disebabkan Aeromonas hydrophilla
|
18.
|
Pendarahan pada sirip
|
ü Lerneaecyprinaceae
|
§ Pengendapan dan penyaringan air
masuk
§ Pemusnahan ikan yang terinfeksi
§ Pemberian temephos (abate)
|
19.
|
Iritasi kulit
|
ü Argulus sp
|
§ Pengeringan dan pengapuran
kolam.
§ Perendaman dalam larutan
Amonium Klorida (NH4CI) dengan dosis `1,0-1,5 % selama 15 menit
§ Perendaman dengan garam dapur
500-1000 mg/liter selama 24 jam atau lebih.
§ Potassium permangate (PK) 2-5
mg /L selama 24 jam atau lebih.
§ Pemberian Temephos (Abate) pada
dosis 1mg/liter (akuarium) dan 1,5 mg/liter (kolam)
|
20.
|
Nekrosis pada
jaringan insang dan kulit
|
ü Nerocillaorbiguyi
ü Alitropustypu
|
§ Merontokkan parasit dalam wadah
terbatas dengan bahan aktif Temephos (abate) pada dosis 1 mg/liter (akuarium)
§ Setelah parasite rontok, ikan
dipindahakan ke wadah lain untuk diobati dengan desinfektan untuk mencegah
infeksi sekunder
§ Menggunakan spot light pada
malam hari untuk mengumpulkan parasite tersebut pada satu lokasi, kemudian
diangkat menggunakan jaring
|
21.
|
Pendarahan pada
tutup insang
|
ü Streptococcus sp
|
§ Desinfeksi sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
§ Pencegahan secara dini (benih)
melalui vaksinasi anti-streptococcus spp.
§ Pemberian unsus immunostimulan
§ Memperbaiki kualitas air secara
keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organic terlarut
|
22.
|
Sirip dan ekor
rontok
|
ü Pseudomonas spp
ü Trichodina spp
|
§ Mempertahankan kualitas air
terutama stabilisasi suhu air ≥ 29◦C
§ Mengurangi kadar bahan organik
terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian air
|
23.
|
Berenang
dipermukaan air
|
ü Vibrio alginolyticus
ü Edwardsiella ictulari
ü Whitespot baculovirus
complex
ü Parvovirus
ü Aphanomyces invadans
ü Branchiomyces saguinis
|
§ Menetralkan kadar keasaman dan
alkanitas melalui pengapuran.
§ Mengisolasi ikan yang sakit
atau membuang ikan yang telah mati
§ Perendaman dengan menggunakan
beberapa desinfektan : 1. Kalium Permanganate (PK) dengan dosis
1gram/100liter air selama 90mnt ,
§ Garam dapur pada kosentrasi
1-10 gr/liter selama 10-60mnt.
§
Melakukan
persiapan kolam atau wadah dengan pengeringan, pengapuran, dan desinfeksi.
|
Jumat, 30 September 2016
IDENTIFIKASI PENYAKIT IKAN AIR TAWAR
Lokasi: tunglur badas kediri east java indonesian
Tunglur, Badas, Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)